Kab. Pekalongan- Kirab Pusaka milik Adipati Djayengrono memeriahkan acara Suro Fest 2024 yang diadakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Pekalongan dalam rangka memperingati Bulan Suro atau Bulan Muharram tahun 1446 Hijriyah.
Kirab membawa pusaka Tombak Korowelang dan Keris Jangkung Wahyu Temurun yang dibawa dari Balaidesa Kauman menuju Pendopo Pesisir Desa Kemplong Wiradesa, Kamis 25 Juli 2024.
Sebelum dikirab, kedua pusaka tersebut dijamas terlebih dahulu. Adapun dalam kirab diiringan parade pengantin Srimpi khas Pekalongan, bergodo mataram, konvoi onthelis sego megono, atraksi pagar nusa pertunjukan seni tari gambyong, rebana modern serta pembacaan kidung asmorodono.
Ketua Lesbumi Kabupaten Pekalongan H. Nurrohim mengatakan, bahwa tujuan dari kirab ini adalah sebagai gambaran perjuangan dalam mencapai kemerdekaan. Dimana pusaka menjadi salah satu simbol perjuangan tersebut.
“pusaka ini merupakan simbol leluhur kita dalam perjuangan dam mengiring merah-putih sehingga bisa tertancap di bumi pertiwi,” katanya.
Dijelaskannya, bahwa kegiatan Suro Fest ini merupakan yang pertama di Kabupaten Pekalongan yang mana pada kesempatan pertama ini mengangkat pusaka dari Adipati Djayengrono. Sebelum dikirab, pusaka tersebut dijamas terlebih dahulu sebagai simbol penyucian dan kebersihan manusia memasuki tahun baru Islam.
“Suro Fest ini semoga bisa menjadi daya tarik wisata dan edukasi, selain itu sebagai cara kita merawat dan meruwat tinggalan leluhur. Kedepan akan kita adakan setiap tahun di semua daerah di Kabupaten Pekalongan dengan mengangkat mascot, tokoh lokal yang ada di setiap kecamatan yang ada di Kota Santri,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kauman Wiradesa Asyari Abdullah menuturkan, Adipati Djayengrono merupakan Bupati Wiroto yang kini bernama Wiradesa yang pertama. Pada kegiatan Suro Fest ini dikenalkan sosok Djayengrono dengan dua pusakanya, yakni Tombak Korowelang dan Keris Jangkung Wahyu Temurun.
“dengan pengenalan tokoh lokal Pekalongan ini semoga kita bisa memetic pelajaran dari peninggalan dan juga kiprahnya di masyarakat,” ujarnya.
Selain kirab, pada kegiatan suro fest 2024 juga dilaksanakan pembacaan wirid Saptawikrama, tahlil, pemutaran film ‘njamas’, penampilan Wayang Santri, penampilan dolana bocah dan macapatan. Juga digelar sarasehan pusaka keris, filosofi batik masterpiece serta sarasehan budayawan.