Rob Di Kabupaten Pekalongan Menjadi Permasalahan Menaun Yang Belum Terselesaikan Dengan Tuntas

KAJEN – Permasalahan rob yang sudah terjadi di Kabupaten Pekalongan maupun Kota Pekalongan menjadi permasalahan menaun yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan dengan tuntas. Bagaimana tidak? Penganggaran untuk penanggungalan rob tersebut dengan rencana pembangunan infrastruktur penutupan Sungai Bremi dan Meduri yang menjadi esensi dari langkah penanggulangan diperkirakan belum bisa dilakukan sampai tahun 2025.

 

Bacaan Lainnya

Hal tersebut dikarenakan Kementrian PUPR baru bisa menganggarkan pembangunan untuk penutupan Sungai Bremi dan Meduri setelah tahun anggaran 2025. ‘’Kami dengan pemerintah provinsi juga sudah mengusulkan ke pemerintah pusat itu melalui DED (Detail Engineering Design) yang telah disusun oleh pemerintah provinsi dengan nilai anggaran 1,4 milyar dan sudah diajukan oleh Pemkab Pekalongan bersama dengan Pemkot Pekalongan untuk ke Kementrian PUPR,’’

 

‘’Namun sampai saat ini belum ada realisasi, bahkan pada perkembangan terakhir di Bappeda Provinsi Jawa Tengah, pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juana dan Kementrian PUPR belum bisa menganggarkan di tahun 2022 dan 2023 untuk penanganan rob Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, yang mana itu tertintegrasi,’’ kata Kepala DPU Taru Kabupaten Pekalongan Mudiarso melalui Kabid PSDA Budi Antoyo, pada hari Rabu (6/7/2022) pagi.

 

Budi melanjutkan, bahwa alasan mendasar yang membuat penganggaran baru bisa dilakukan setelah tahun anggaran 2025 adalah belum adanya titik temu terkait DED (Detail Engineering Design) antara pemerintah provinsi yang dalam hal ini adalah PSDA Provinsi Jawa Tengah dengan BPWS Pemali Juana. Dimana BBWS Pemali Juana memperkirakan anggaran yang telah disusun dalam DED nya itu terlalu tinggi, jadi baru bisa dianggarkan setelah tahun 2025.

 

Sementara itu, guna menyikapi hal tersebut, Budi mengusulkan supaya pembangunan tersebut bisa dilakukan secara bertahap terlebih dahulu, mengingat permasalahan rob yang terjadi di Kabupaten Pekalongan maupun Kota Pekalongan merupakan masalah yang memiliki urgensi tinggi karena menyangkut keselamatan dan hajat hidup masyarakat di Pekalongan.

 

‘’Dengan melihat kondisi yang sekarang, bahwa telah terjadi jebol dua kali di bulan Mei dan Juni terkait dengan Sungai Meduri ini tentunya sangat menghkhawatirkan di kemudian hari, bila tidak ada penanganan segera,’’

 

‘’Dan terkait perkara lahan kolam retensi Kabupaten Pekalongan dan Kota Pekalongan telah siap untuk pengadaan tahanannya. Namun, kalau memang anggaran dari pemerintah pusat memang terbatas kami mengusulkan agar dilakukan pembangunan secara bertahap kolam retensi ditinggal lebih dulu, yang penting pembangunan untuk penutupan Sungai Bremi dan Meduri serta pemompaannya,’’ pungkasnya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *