Kajen- Sebagai bentuk memelihara dan melestarikan budaya di masyarakat, Kecamatan Buaran menggelar sarasehan budaya yang bertajuk ‘Menyibak Sejarah Dan Sosial Budaya Kecamatan Buaran’.
Acara yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Buaran, Jumat 26 Juli 2024 malam tersebut mendatangkan narasumber sejarawan Pekalongan M.Dirhamsyah dan Anis Rosidi dan dihadiri perwakilan Dindikbud Kabupaten Pekalongan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Pekalongan, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan, Ulama dan Tokoh Pemuda Kecamatan Buaran dan yamu undangan lain.
Camat Buaran Ali Akbar menuturkan bahwa sarasehan ini merupakan salah satu agenda untuk menghidupkan kembali budaya dan sejarah yang sudah lama tidak tersentuh. Juga untuk meneladani perjuangan para leluhur di Kecamatan Buaran.
“dengan sarasehan ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan dan mengingat kembali leluhur dan mengetahui riwayat dan sejarah Kecamatan Buaran,” katanya.
Dijelaskanya, kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke 79 dan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan yang ke 402 tingkat Kecamatan Buaran. Selain itu juga untuk mengenang kembali budaya yang sudah ada jaman dahulu dan dikembangkan lagi sebagai kebanggaan masyarakat Kecamatan Buaran.
“warga Kecamatan Buaran sejak dahulu terkenal religius dan penghasil batik. Semoga masyarakat bisa tergugah untuk mengembangkan sosial budaya yang ada di Kecamatan Buaran dan bisa meneruskan perjuangan para pendahulu,” harapnya.
Sementara itu, salah satu narasumber Anis Rosidi menuturkan bahwa kegiatan sarasehan ini untuk menggali kembali sejarah Kecamatan Buaran. Karena menurutnya sejarah menggiring manusia kepada tiga hal yakni eling, kelingan dan waspada.
“sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lalu dan mempunyai tiga dimensi yakni masa lalu, masa kini dan masa datang. Dengan sejarah kita menjadi eling masa lalu dan mengambil hikmah dari peristiwa dan waspada agar kedepan tidak terjadi lagi sebagai bentuk antisipasi,” terangnya.
Dikatakannya, sejarah dalam filosofi Jawa mengandung makna cokro manggilingan atau selalu berputar yang menjadikan sejarah penting untuk diketahui. Bahkan menurutnya Nabi Muhammad Saw sendiri diwajibkan Allah SWT untuk belajar sejarah yang termaktub dalam Al-Quran.
“Nabi kita diperintahkan untuk belajar sejarah nabi-nabi terdahulu dan mengetahui peristiwa yang terjadi untuk beriktibar mengambil hikmah untuk menambah keimanan dan ketaqwaan,” paparnya.