- Kemitraan Indonesia dan Delegasi Internasional Berkontribusi untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Kota Pekalongan – Pekalonganberita.com– Program Adaptation Fund yang melibatkan Indonesia, Pemerintah Kota Pekalongan, dan delegasi dari 20 negara telah dimulai dengan upaya nyata untuk mengatasi perubahan iklim di Kota Pekalongan. Salah satu langkah konkret adalah penanaman puluhan bibit mangrove di kawasan pesisir Utara Kota Pekalongan pada Kamis (8/6/2023). Langkah ini diambil sebagai usaha untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak abrasi akibat perubahan iklim yang semakin meluas.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, hadir langsung dalam kegiatan penanaman mangrove ini. Ia mengungkapkan kegembiraannya atas partisipasi Kemitraan Indonesia dan delegasi dari 20 negara dalam Program Adaptation ini. Mereka dapat melihat secara langsung kondisi wilayah pesisir di Kota Pekalongan, bukan hanya melalui presentasi atau video. Afzan berharap kegiatan ini akan menghasilkan ide-ide dan tindakan nyata dalam penanganan perubahan iklim jangka pendek, menengah, dan panjang, termasuk melalui penanaman mangrove.
Afzan juga mengajak relawan dan masyarakat secara keseluruhan untuk menjaga keberlanjutan bibit mangrove yang telah ditanam guna meminimalisir abrasi yang semakin tinggi akibat naiknya permukaan air laut. Ia berharap dalam waktu sekitar 1 tahun, bibit mangrove tersebut dapat tumbuh dengan baik. Langkah ini merupakan upaya bersama dalam menyelamatkan pesisir Kota Pekalongan, mengingat tingkat abrasi yang sudah mencapai hampir 20 meter dalam 10 tahun terakhir. Meskipun Kota Pekalongan telah membangun tanggul raksasa yang diperkirakan tahan selama 8 tahun, namun hanya dalam waktu 4 tahun, air laut sudah melampaui tanggul tersebut. Permasalahan abrasi dan perubahan iklim ini sangat sulit untuk diprediksi.
Dalam konteks ini, Afzan menyadari bahwa tidak hanya tingginya permukaan air laut yang menjadi masalah, tetapi juga penurunan muka tanah yang semakin parah. Meskipun demikian, pemerintah selalu berupaya untuk meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi. Berdasarkan penuturan delegasi internasional, Kota Pekalongan membutuhkan perhatian dan penanganan khusus. Afzan berharap ada alokasi anggaran yang signifikan untuk membantu Kota Pekalongan mengatasi dampak perubahan iklim ini.
Sementara itu, Head of Mission Adaptation Fund, Mikko Ollikainen, mengungkapkan kegembiraannya bersama delegasi dari 20 negara yang tergabung dalam Program Adaptation Fund. Mereka senang dapat melihat kondisi nyata di lapangan terkait proyek penanganan perubahan iklim yang luar biasa ini. Mikko mencatat tantangan besar yang dihadapi dalam kenaikan permukaan air laut yang terus berlanjut. Kerjasama antara Pemerintah Indonesia, Kemitraan Indonesia, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Pekalongan dalam melindungi masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim, khususnya kenaikan permukaan air laut, sangat mengesankan.
Mikko juga menjelaskan bahwa Adaptation Fund telah mengalokasikan dana sebesar Rp2,5 juta USD untuk program ini. Total dana yang diharapkan hingga akhir proyek mencapai sekitar 6 juta USD, mengingat program ini berkelanjutan dalam beberapa tahun. Langkah konkret dalam penanganan perubahan iklim termasuk melibatkan ahli yang relevan dalam bidang konstruksi pesisir, penanaman mangrove, serta partisipasi masyarakat setempat. Mikko berharap kombinasi antara pembangunan infrastruktur, seperti pemecah gelombang, dan penanaman mangrove dapat melindungi masyarakat pesisir di Kota Pekalongan.