Kota Pekalongan – Pekalonganberita.com– Untuk mengatasi persoalan sampah, Pemkot Pekalongan menggandeng Kemitraan Indonesia melalui Program Adaptation Fund memfasilitasi Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Rencananya lokasi TPST tersebut berada di Jalan Raya Simbang Wetan (sebelah Bank Sampah Induk), Kelurahan Kuripan Kertoharjo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan.
“Alhamdulillah dari Kemitraan Indonesia memberikan support lagi untuk Kota Pekalongan, selain upaya penanganan banjir dan rob baik penanaman mangrove, pembuatan tanggul penahan abrasi, mereka juga mendukung untuk pembangunan TPST Kuripan Kertoharjo. Upaya ini mudah-mudahan bisa membantu menyelesaikan permasalahan sampag di Kota Pekalongan,” kata Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid di Ruang Terang Bulan Setda Kota Pekalongan, Senin (26/2/2024).
Menurut Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, kondisi TPA Degayu sudah semakin overload dan banyak sampah yang menggunung. Sehingga, keberadaan TPST ini bisa menangani sampah untuk bisa terurai di tingkat kecamatan maupun kelurahan. Pihaknya menekankan, sampah yang dihasilkan masyarakat bisa ditangani dari sumbernya yang dimulai dari rumah tangga.
“Apapun sudah kami lakukan maksimal untuk pengelolaan sampah, tapi memang perlu waktu. Semoga bantuan kerjasama dari Pemkot Pekalongan melalui Dinas Lingkungan Hidup bersama Kemitraan Indonesia atas fasilitasi TPST ini bisa sedikit demi sedikit mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Pekalongan,” harap Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid.
Sementara itu, Program Manager Kemitraan Indonesia, Abimanyu Sasongko Aji menerangkan bahwa, TPST Kuripan Kertoharjo ini diharapkan bisa menjadi role model untuk penanganan sampah, dimana sampah dianggap sebagai berkah bukan suatu masalah. Sehingga, keberadaan TPST ini menjadi suatu tolak ukur atau replikasi di kecamatan-kecamatan lain yang ada di Kota Pekalongan.
Abimanyu menyebutkan, pembangunan TPST Kuripan Kertoharjo ini dianggarkan sebesar Rp2,5 Milliar. Pihaknya berharap, keberadaan TPST ini bisa mengcover penanganan sampah 5-10 ton per hari.
“Kami concern atas adaptasi perubahan iklim. Dimana, salah satu yang menjadi hal utama di dalam adaptasi perubahan iklim tersebut adalah bagaimana cara meningkatkan ketahanan ekonomi. Sehingga, ketika berbicara tentang sampah, sampah itu tidak hanya menjadi masalah, tetapi juga ada peluang dalam meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat jika bisa diolah dengan baik dan maksimal,”tegasnya.
Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso atau yang akrab disapa SBS, bahwa saat ini Kota Pekalongan menghadapi situasi kapasitas TPA Degayu semakin hari semakin overload. Sehingga, perlu dilakukan upaya penyelesaian sampah sedekat mungkin dari sumbernya. SBS menilai, keberadaan TPST Kuripan Kertoharjo ini menjadi suatu infrastruktur pengolahan sampah yang diharapkan memiliki kemampuan mengurangi sampah yang lebih besar dibandingkan dengan Tempat Pengolahan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS-3R) yang ada di kelurahan-kelurahan.
“Kalau TPS-3R luasannya hanya sekitar 200-250 meter persegi. Sementara, untuk TPST yang akan dibangun ini walaupun skala mini, tetapi luasannya mencapai 900 meter persegi atau 3 sampai 4 kali lipat ukuran luasan TPS-3R. Kapasitas yang diharapkan bisa mengolah sampah 5-10 ton,”ujar SBS.
Lanjutnya, SBS memaparkan, TPST Kuripan Kertoharjo ini menjadi TPST pertama kali di Kota Pekalongan yang dibiayai dari anggaran partnership dari Kemitraan Infonesia.
“Harapannya, TPST ini bisa menjadi role model dan direplikasi di kelurahan-kelurahan lain. Pembiayaannya ini didanai dari anggaran partnership Kemitraan Indonesia, termasuk biaya operasionalnya sampai akhir tahun. Selanjutnya, tahun depan akan dikelola oleh DLH dan diserahkan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat,”pungkasnya.