Analisis Wacana dalam Media Massa untuk Mendukung Berpikir Kritis dan Analitis Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

PB/Dok : Oleh: Erwan Kustriyono. (Dosen PBSI, FKIP, Universitas Pekalongan dan Mahasiswa S-3 Pendidikan Bahasa Indonesia UNS)

Bahasa dan media massa menjadi bilah yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya. Bahasa selalu bersanding dengan dunia media massa. Media menjadikan bahasa sebagai selah satu bagian yang tidak terpisahkan untuk mengembangkan fungsi dan perannya sebagai corong informasi di masyarakat.

Perkembangan media massa saat ini tidak hanya bergelut pada media massa cetak (koran, majalah, bulletin, dll) namun lebih dari itu banyak berkembang media massa daring yang menyajikan banyak informasi dari berbagai sumber dan penulis. Media massa daring ini sebagai wadah dan wacana untuk mengungkapkan ide, pemikiran, saran dan kritik yang diungkapkan oleh penulis untuk disampaikan kepada masyarakat.

Bacaan Lainnya

Hubungan analisis wacana dengan media massa merupakan sijoli yang saling melengkapi. Sehingga hubungan ini menjadi lebih akrab dan mesra melalui kegiatan analisis wacana kritis di media massa yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, guru dan penelitia lainnya. Dengan adanya kegiatan analisis terhadap sebuah pesan atau teks yang ada di dalam media massa maka menunjukkan betapa pentinggnya peran penggunaan bahasa dalam media massa.

Seperti yang diungkapkan oleh Badara (2014) menyatakan bahwa komunikasi di dalam media massa tidak hanya berhenti pada bagaiama suatu teks berita dihadirkan tetapi bagaimana dan mengapa pesan tersebut hadir. Inilah yang menjadikan analisis wacana dan media massa memiliki hubungan yang sangat erat dan spesial, karena keduanya saling melengkapi dan membutuhkan untuk dapat memberika informasi yang baik dan komprehensif kepada masyarakat pembaca.

Karakteristik analisis wacana kritis di media massa tidak hanya berkaitan dengan kajian atau studi tentang Bahasa. Banyak yang telah mengetahui bahwa kajian wacana kritis menggunakan Bahasa dalam teks untuk dianalisis, namun tidak seperti Bahasa yang dianalsis dalam linguisti tradisional. Tidak hanya dalam aspek kebahasaan, namun berkaitan dengan konteks bahasa yang digunakan dalam media massa.

Menurut Fairclough dan wodak (dalam Badara 2014) menyatakan bahwa analaisis wacana kritis melihat wacana sebagai bentuk dan praktik social. Waana sebagai praktis social menyebabkan sebuah hubungan dialektis diantara peristiwa wacana tertentu dan situasi, institusi, dan struktur social yang membantuknya. Hal ini menunjukkan secara jelas dan gamblang berkaitan dengan karakteristik analisis wacana kritis yang harus dipahami oleh setiap penelitia atau pemerhati Bahasa (guru, mahasiswa, dosen dan peniliti lainnya).

Berdasarkan gambaran tersebut, maka harus mengetahui cara penerapan analisis wacana kritis dalam media massa. Analisis wacana kritis di media massa tidak hanya berbicara tentang Bahasa, namun lebih dari itu harus memperhatikan perkembangan dan dinamika masyarakat pengguna Bahasa, baik Bahasa secara lisan atau Bahasa tulis. Tidak hanya menganalisis berkaitan dengan Bahasa secara mikrolinguistik, namun juga melakuakan pendekan dengan menggunakan makrolinguistik dan bidang kajian ilmu lainnya. Maka analisis wacana kritis di media sosial melihat Bahasa sebagai factor penting dalam perkembangan peradaban Bahasa dan masyarakat sebagai pengguna Bahasa.

Analisis wacana kritis di media massa menumbuhkan berpikir kritis dan analitis. Kegiatan analisis wacana diharapkan dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa, guru dan dosen sebagai bagian pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Bahasa dan masyarakat. Analisis wacana kritis yang dilakuakan oleh peneliti (mahasiswa, guru dan dosen) sbagai embrio untuk berpikir kritis dan analitis dengan menggunakan multi pendekatan. Diawali dengan melakukan multi pendekatan untuk mengalisis dan mebedah teks yang ada di dalam media massa.

Maka mahasiswa diharapakan mampu melakukan kegiatan analisis wacana kritis baik di media massa atau media lainnya. Sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan berpikir kritis dengan menggunakan objek kajian berupa media massa, sehingga mampu untuk menumbuhkan kegiatan serta meningkatkan kemampuan dalam kegiatan analisis. Maka mahasiswa memilki kemampuan dapat mengembangkan berpikir kritis dan menumbuhkan kemampuan analitisnya. Berkaitan dengan mahasiswa, maka mahasiswa dalam program studi Pendidikan Bahasa Indonesia harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia harus menguasai analisis wacana sebagai bagian keterampilan berbahasa dan mempersiapkan diri membangun generasi literat dalam dunia Pendidikan. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia harus dapat memberikan kontribusi dan pemikiran kritisnya terhadap perkembangan Bahasa di media massa. Bahasa dan analisis kritis di media massa ini menjadi bagian pembelajaran di luar kegiatan perkuliahan.

Melalui pendekatan analisis wacana kritis mahasiswa dapat mengembangkan pemikirannya terhadap kajian Bahasa di media massa. Sehingga mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dapat menyumbangkan ide dan pemikirannya yang berkaitan dengan sosial, keadilan, demokrasi, hukum, ekonomi, kesehatan dan bidang lainnya melalui analisis wacana kritis di media massa. Maka dengan kenyataan yang demikian mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia dapat meningktakan kemampuan literasi melalui kegiatan-kegiatan menganalisis bahasa baik secara lisan dan tulis di media massa.

Semua pihak harus meningkatkan daya nalar dalam bidang Bahasa, yang saat ini telah kita ketahui masih rendah di kalangan kaum terdididk di Indonesia. Maka mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia perlu mengawalinya dengan kegiatan dan pembiasaan melakukan analisis wacana di media massa sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis untuk menuju generasi emas 2045 yang berbudaya dengan multi literasi. Maka bahasa, budaya, dan masyarakat akan saling mempengaruhi demi mempersipakn diri untuk menjadi manusia unggul dan berkulitas yang memiliki pemikiran yang transformatif kreatif di era globalisasi menyongsong Indonesia emas tahun 2045.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *